Luqman adalah salah satu nama yang disebutkan dalam Alquran, tepatnya dalam surat Luqman. Surat tersebut banyak membahas tentang Luqman dan juga anaknya. Mengenai nasihat yang diberikan oleh Luqman kepada anaknya. Sebagai umat manusia, anda bisa meneladani nasihat-nasihat tersebut karena nasihat tersebut sangat bagus. Nasihat yang diberikan Luqman terkenal sangat indah, namun sebenarnya siapakah Luqmanul Hakim?
Kisah Luqman
Tidak sedikit ulama yang meriwayatkan tentang Luqman. Ada yang mengatakan bahwa Luqman merupakan seorang nabi namun bukan rasul, sehingga orang-orang memanggilnya dengan sebutan Luqman alaihissalam. Tapi ada juga yang menyebutkan bahwa Luqman hanyalah orang biasa, seorang penggembala yang memiliki kebaikan hati dan juga akhlak yang bagus sehingga namanya disebutkan dalam Alquran. Dari sekian banyak pendapat, Luqman sebagai seorang penggembala biasa dengan hati yang mulia adalah pendapat yang paling banyak diterima.

Luqman merupakan seorang penggembala yang sudah hidup selama 1000 tahun. Dikatakan bahwa ia sudah ada sejak zaman Nabi Daud alaihissalam berkuasa. Selain itu disebutkan juga bahwa Luqman masih bersaudara dengan Nabi Ayub Alaihissalam yang merupakan keturunan Nabi Ibrahim Alaihissalam. Jadi siapakah Luqmanul Hakim? Ia merupakan orang yang memiliki akhlak mulia sehingga kisahnya disebutkan dalam Alquran.
Dalam kisahnya, dikatakan bahwa Luqman berada dalam perjalanan menuju ke kota bersama dengan anak laki-lakinya. Selama perjalanan, Luqman menaiki keledai dan anaknya berjalan berdampingan di sebelahnya. Sepanjang perjalanan banyak orang yang membicarakan mereka berdua, mengenai bagaimana seorang ayah yang tega menaiki keledai sedangkan anaknya berjalan kaki. Ketika Luqman mendengarnya, ia turun dari keledai dan membiarkan anaknya yang menaiki keledai sedangkan ia berjalan kaki. Entah mengapa, walaupun Luqman mengikuti apa yang dikatakan orang-orang, sekali lagi mereka diperbincangkan. Bagaimana seorang anak tega dengan ayahnya yang sudah tua berjalan kaki sedangkan ia naik keledai. Saat mendengarnya, Luqman akhirnya naik keledai bersama dengan anaknya. Sekali lagi, Luqman dan anaknya diperbincangkan oleh orang-orang. Bagaimana dua orang tega menaiki keledai yang kecil, tidak ada rasa kasihan pada keledai kecil itu. Seketika itu Luqman dan anaknya turun dari keledai dan berjalan kaki. Lagi-lagi masyarakat masih tetap memperbincangkan keduanya, bagaimana bodohnya mereka berjalan kaki ketika mereka memiliki keledai yang bisa dinaiki. Berbeda dengan sebelum-sebelumnya, Luqman tidak mengikuti kata orang-orang dan terus berjalan bersama anaknya hingga sampai di kota. Setelah sampai di kota, Luqman memberikan nasihat kepada anaknya bahwa apapun kata orang, itu hanyalah sekedar perkataan dan bukan suatu hal yang perlu dipusingkan.

Nasihat Dalam Surah Luqman
Siapakah Luqmanul Hakim? Apakah anda sudah bisa menjawabnya dari cerita di atas? Setidaknya anda pasti pernah mendengar cerita tersebut walaupun hanya sekali dan akhirnya lupa. Dari kisah mengenai Luqman dan juga dalam surah Luqman, ada banyak sekali nasihat yang bisa diambil. Berikut adalah beberapa nasihat tersebut:
- Jangan mempersekutukan Tuhan
Disebutkan dalam surah Luqman ayat ke 13 bahwa ketika Luqman berkata kepada anaknya, ia juga memberikan pelajaran padanya agar tidak mempersekutukan Tuhan, karena mempersekutukan Tuhan adalah suatu kedzaliman yang sangat besar. Dan anda pasti tahu bahwa salah satu dosa yang tidak bisa diampuni oleh Tuhan adalah syirik atau mempersekutukanNya, menyembah selain kepadaNya. Untuk itulah anda harus sangat berhati-hati dalam berkata ataupun berbuat yang mengarah pada syirik.
- Berbuat baik pada orang tua
Dalam surah Luqman ke 14, disebutkan bahwa seluruh manusia harus berbuat baik pada kedua orang tuanya dan juga harus bersyukur kepadaNya dan pada kedua orang tua. Luqman juga memberikan nasihat kepada anaknya agar selalu mengikuti perintah Tuhan untuk berbuat baik dan berbakti pada orang tuanya karena keridhoan Tuhan ada pada ridho orang tua.
- Tuhan maha melihat
Ada pada surah Luqman ayat ke 16, Luqman berkata pada anaknya bahwa jika ada suatu perbuatan walaupun hanya seberat biji sawi, niscaya Tuhan akan membalasnya karena sesungguhnya Tuhan Maha Halus dan juga Maha Mengetahui. Dari nasihat tersebut Luqman ingin menjelaskan bahwa masih banyak orang yang seenaknya dalam berbuat, padahal Tuhan Maha Mengetahui. Tuhan selalu mengawasi kemanapun manusia pergi dan bersembunyi.

- Mendirikan sholat dan menyeru pada kebaikan
Dijelaskan dalam surah Luqman ayat ke 17, setiap manusia harus mendirikan sholat, mengerjakan hal yang baik dan mencegah diri dari perbuatan yang munkar, termasuk bersabar atas segala hal yang menimpanya. Karena hal tersebut adalah hal-hal yang diwajibkan oleh Tuhan. Jadi, sholat merupakan tiang agama, ketika tiang tersebut rusak tandanya sholat tidak ditegakkan dengan baik dan bisa dikatakan bahwa imannya telah roboh sehingga ia tidak akan mampu menyeru pada kebaikan.
- Jangan sombong
Nasihat agar tidak sombong ada pada surah Luqman ayat ke 19. Luqman memberikan nasihat kepada anaknya agar selalu sederhana ketika berjalan serta melunakkan suaranya. Karena seburuk-buruknya suara adalah suara seekor keledai. Dari nasihat tersebut anda bisa mengambil hikmah bahwa Tuhan tidak suka dengan orang yang sombong. Orang yang sombong memiliki ciri berjalan yang angkuh dan ketika berbicara perkataan serta nada suaranya tinggi.
Kisah diatas adalah salah satu contoh kisah sukses dalam konteks mendidik anak dalam Islam. Di dalam konteks duniawi, di Thisnetworth.com banyak ditulis tentang kisah sukses dan perjuangan untuk mendapatkannya.