Aceh memiliki sejarah panjang di negara Indonesia ini. Pertama kali Aceh di kenla dengan nama Aceh Darussala, berganti Daerah Istimewa Aceh, berganti lagi menjadi Nanggroe Aceh Darussalam, dan yang terakhir dengan nama Aceh sampai sekarang. Provinsi Aceh menjadi salah satu tempat yang sudah memiliki penghuni sejak lama, bahkan dari hasil penelitian ada sejak zaman Mesolitikum. Banyak temuan-temuan benda-benda kuno yang bisa membuktikan bahwa ada kehidupan pada zaman tersebut.
Aceh Di Zaman Kerajaan
Provinsi Aceh juga sama seperti daerah lain yang berada di Indonesia. Aceh memiliki sejarah panjang dalam sistem kerajaan Hindu-Buddha yang pernah Berjaya ribuan tahun lalu. Diteruskan masa disaat Islam mulai masuk di Aceh yang juga memuncilkan kerajaan-kerajaan yang berbau Islam. Yang mana, Islam sampai sekarang tetap mendominasi Provinsi Aceh dengan sebutannya sebagai Serambi Mekah. Samudra Pasai sebagai kerajaan yang sangat terkenal disaat itu hancur di abad ke-14 dan berlanjut menjadi Kesultanan Aceh. Di masa Kesultanan Aceh dengan kekuasaan zaman Sultan Iskandar Muda, Aceh mengukir masa tersebut dengan begitu megah dan menakjubkan. Terutama dalama pengembangannya dalam pola dan sistem militer, imperialisme Eropa, dan pengkajian ilmu pengetahuan.
Aceh Di Zaman Penjajahan
Pada masa penjajahan Belanda yang pada tahun 1904 kesultanan Aceh sudah jatuh di tangan penjajah. Bangsa Aceh memulai kerja sama dengan wilayah-wilayah lain dalam berbagai gerakan nasionalis dan politik. Bahkan saat Jepang masuk dan mulai mengusir kolonialis, tokoh-tokoh pejuang Aceh mengirim utusan untuk menemui pemimpin Jepang dan membantu mengusir Belanda dari daerah Aceh. Jepang sebelumnya memberikan hormat kepada Aceh, namun keadaan sudah membalik pelecehan terhadap masyarakat Aceh terjadi dimana-mana. Pelecehan terhadap perempuan, rakyat Aceh yang mayoritas beragama Islam dipaksa untuk membungkuk ke arah matahari di waktu pagi. Pasca Kemerdekaan, Semenjak kemerdekaan Indonesia yang di Proklamasikan oleh Soekarno yang membuat sakit hati karena Soekarno tidak menjadikan syariat Islam dijadikan landasan negara. Pada akhirnya di tahun 2004 setelah bencana tsunami mmenghancur Aceh, pada 15 Agustus 2005 akhirnya disepakati dan menandatangani persetujuan damai atas konflik yang sudah terjadi.